PENDAPATAN NASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seorang manusia membutuhkan materi
(uang) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang begitu banyak. Materi (uang)
sangat berkaitan dengan pendapatan, dalam hal ini materi (uang) merupakan salah
satu bentuk pendapatan. Lalu apa itu pendapatan? Dalam pengertian umum,
pendapatan adalah hasil pencaharian berupa uang atau materi lainnya yang
didapat dari suatu usaha, yang kemudian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Jadi, pendapatan memegang peranan penting dalam kehidupan seorang
manusia, dengan pendapatan yang berupa materi mereka dapat membuat peramalan,
perencanaan, dan pengaplikasian yang lebih baik dalam kehidupannya, terutama
yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya. Contoh, seorang pegawai negeri
memperoleh pendapatan (gaji) setiap bulan, dari jumlah pendapatannya itu dia
akan membuat suatu anggaran pengeluaran seperti biaya makan, listrik, air, dan
lain-lain untuk jangka waktu satu bulan. Dia akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan banyaknya pendapatan yang diperoleh.
Pendapatan menjadi aspek yang sangat
penting dari setiap bentuk usaha. Di Negara kita ini, berbagai sektor usaha
seperti pertanian, perkebunan, industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak
sektor yang lain berlomba-lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna
menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi,
kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor tersebut juga akan
memberikan pendapatan nasional bagi Negara.
Pendapatan nasional adalah ukuran
nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode
tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat
vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok
ukur keberhas ilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan
terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional
suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan
rakyatnya.
Namun, sesungguhnya pendapatan
nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator
naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di suatu negara. Sebagai contoh, meskipun
pendapatan nasional Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun sebelumnya,
tetapi tetap saja masih (sangat) banyak rakyat Indonesia yang sampai saat ini
hidup di bawah garis kemiskinan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Tentu kita harus
mencermati bahwa pendapatan nasional merupakan kumpulan pendapatan dari setiap
kegiatan perekonomian berbagai sektor yang terdapat pada suatu negara dalam
periode satu tahun, jadi ada kemungkinan terjadinya kesenjangan pendapatan
antar daerah di Negara ini. Kesenjangan pendapatan antar daerah terjadi dapat
disebabkan oleh letak geografis suatu daerah, tingkat kecerdasan rakyat pada
suatu daerah, dan jumlah lapangan kerja di suatu daerah. Nah, kesenjangan
pendapatan antar daerah inilah yang menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia
masih sangat tinggi.
1.2 Rumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka ada beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas lebih lanjut pada BAB berikutnya. Rumusan masalah
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Siklus
Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antar pasar?
- Metode-metode perhitungan pendapata Nasional?
- Beberapa pengertian Dasar tentang perhitungan agregatif?
- PDB Harga Berlaku dan Konstan?
- Manfaat dan keterbatasan perhitungan PDB?
- Distribusi Pendapatan (income distribution)?
- Distribusi Kekayaan (Wealth Distribution)?
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
dari dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi juga sebagai tambahan referensi dan
wacana bagi teman-teman yang ingin mencari informasi tambahan mengenai materi
pendapatan nasional dan pengeluaran agregat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah ukuran
nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode
tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat
vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok
ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan
terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional
suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan
rakyatnya. Namun, sesungguhnya pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat
sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di
suatu Negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan nasional Indonesia pada tahun
2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap saja masih (sangat) banyak rakyat
Indonesia yang sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan
2.2
Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi antar Pasar
a.
Siklus aliran pendapatan ( Circular Flow )
Siklus aliran pendapatan (circular flow) seperti
yang akan ditunjukan oleh Diagram 2.1 dibawah adalah sebuah model yang
menggambarkan bagaimana interaksi antarpara pelaku ekonomi menghasilkan
pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai
kegunaan (utility) masing-masing pelaku ekonomi.
1.
Sektor rumah tangga (Households Sector), yang
terdiri atas sekumpulan individu yang dianggap homogen dan identik.
2.
Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri
atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa.
3.
Sektor Pemerintah (Government Sector), yang
memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.
4.
Sektor Luar negeri (Foreign Sector), yaitu
sektor perekonomian dunia, dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.
Diagram II.1
Circular flow of
Economic Activity
Pembelian Barang dan Jasa
(4)
Pembelian Barang dan Jasa Pajak
(5) (3)
(6) (2)
Pajak Gaji
Pembayaran Bunga,
Penghasilan Non Balas Jasa
(1)
Gaji,Upah, Bunga, Deviden, Sewa
(7) (8)
EksporImpor
b.
Tiga Pasar Utama
Uraian di atas berdasarkan asumsi bahwa tingkat
harga ditentukan lewat mekanisme pasar. Untuk analisis ekonomi makro,
pasar-pasar yang begitu banyak dikelompokkan menjadi tiga pasar utama yaitu:
Ø Pasar Barang dan Jasa
(Goodscand services Market)
Ø Pasar Tenaga Kerja
(abour Market)
Ø Pasar Uang dan Modal
(Money and Capital Market)
2.3
Metode-metode Perhitungan Pendapat Nasional
Ada tiga cara perhitungan pendapatan Nasional ,
yaitu cara output (output approach),cara
pendapatan (income approach) dan cara
pengeluaran (expenditure approach). Masing
– masing cara (metode) melihat pendapatan nasional dari sudut pandang yang
berbeda , tetapi hasilnya saling melengkapi.
a. Metode Output (output approach) atau Metode Produksi
Menurut metode ini, PDB adala output (produksi
yang dihasilkan) oleh suatu perekonomian. Jumlah output masing-masing sektor
merupakan jumlah output seluruh perekonomian.
Dalam peritungan PDB dengan metode produksi
,yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value
added) masing-masing sektor. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah
selisih antara nilai output dengan nilai input antara.
Dimana:
NT = Nilai tambah
NO = nilai output
NI = Nilai input antara
Dari persamaan (2.1) sebenarnya dapat dikatakan
bahwa proses produksi merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai
tambah. Aktivitas produksi yang baik adalah aktivitasyang menghasilkan NT>0.
Dengan demikian besarnya PDB adalah :
Dimana :
i = sektor produksi ke 1,2,3,...n
1.
Contoh Menghitung PDB
dengan Metode Produksi :
Tabel 2.1
OutputSektoral Negara
Medar , Tahun 2003
Sektor Produksi
|
Nilai output
|
Nilai input
|
Nilai Tambah
|
1.
Pertanian (Kapas)
2.
Pabrik Benang
3.
Pabrik Tekstil
4.
Industri Garmen
5.
Perdagangan (Pakaian)
|
300
400
600
800
1000
|
0
300
400
600
800
|
300
100
200
200
200
|
Untuk
menghindarai perhitungan ganda, maka nilai PDB dihitung dengan menjumlahkan
nilai tambah masing-masing sektor produksi. Karena itu perhitungan Produksi
adalah:
b.
Metode Pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total
balas jasa atas faktor produksi yang digunkan dalam proses produksi.
Dimana:
Q = output
L = tenaga kerja
K = barang modal
U = uang/finansial
E = kemampuan enterpreneuer atau
kewirausahaan
Persamaan 2.3
menunjukkan bahwa untuk memproduksi output dibutuhkan input berupa tenaga
kerja,barang modal,uang/finansial dan dan kemampuan enterpreneuer atau sering disebut sebagai pengusaha.
Balas jasa untuk tenaga kerja
adalah upah ataugaji. Untuk barang dan modaladalah pendapatan sewa. Untuk
pemilik uang / aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk
pengusaha adalah keuntungan . Total balas jasa atas seluruh faktor produksi
disebut Pendapatan Nasional (PN).
2. Contoh Menghitung PN dengan Metode Pendapatan :
Pendapatan NasionalAmerika Serikat
Tahun 1994 Berdasarkan Pendekatan
Pendapatan
(Dalam US$ Miliar)
Pendapatan Upah/Gaji (Compulation of Employes)
Pendapatan Non Gaji (Properties Income)
Pendapatan Perusahaan (Corporate Profits)
Pendapatan Bunga Netto (Net Interest)
Pendapatan Sewa (Rental Income)
|
4.004,6
473,7
542,7
409,7
27,7
|
Pendapatan Nasional (National Income)
|
5.458,4
|
c.
Metode Pengeluaran (Expenditure
Approach)
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran
dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa
jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian :
1.
Konsumsi rumah tangga
2.
Konsumsi pemerintah
3.
Pengeluaran investasi
4.
Ekspor neto
Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah nilai total lima jenis
pengeluaran tersebut:
Dimana:
C =
Konsumsi rumah tangga
G =
Konsumsi pemerintah
I = Pengeluaran investasi
X = ekspor
M = impor
3. Contoh Menghitung PDB dengan Metode Pengeluaran :
Produk Domestik Bruto Indonesia 1996
Harga Berlaku Meenurut Pengeluaran
(Dalam Miliar Rupiah)
Konsumsi rumah tangga
Konsumsi pemerintah
Pembentukan Modal Tetap (PMT)
ekspor barang dan jasa
impor barang dan jasa
|
308.469
40.695
172.777
138.675
-131.660
|
Total PDB
|
528.956
|
Catatan :
Ekspor Bersih (Net Export) =Ekspor –
Impor = 7.015, angka positif menunjukan ekspor barang dan jasa tahun 1996 lebih
besar Rp 7.015 miliar dari pada impor barang dan jasa.
2.4
Beberapa Pengertian Dasar Tentang Perhitungan Agregatif
Tujuan Perhitungan output maupun pengeluaran dan
ukuran-ukuran agregat lainnya adalah untuk menganalisis dan menentukkan
kebijakan ekonomo guna memperbaiki/meningkatkan kemakmuran/kesejahteraan rakyat.
Beberapa pengertian yang harus dipelajari berkaitan dengan hal tersebnut adalah
:
a.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk domestik bruto menghitung hasil produksi
suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut.
Akibatnya, PDB kurang memberikan gambaran tentang berapa sebenarnya output yang
dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian domestik.
b. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Nilai produksi
yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian disebut sebagai
Produk Nasional Bruto. PDB tidak memperhatika produksi yang dihasilkan oleh
faktor produksi milik domestik (perekonomian) yang berada di luar perekonomian
itu sendiri (berada di luar negeri). Sedangkan PNB sangat memperhatikannya.
Jika pendapatan
faktor-faktor produksi luar negeri yang ada dalam perekonomian dinotasikan
dengan PFLN sedangkan pendapatan faktor-faktor produksi perekonomian yang ada
dalam negeri dinotasikan dengan PFDN .
Maka :
c. Produk
Nasional Neto (Net National Product)
Untuk
memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal (capital goods). Itulah
sebabnya sektor perusahaan (dunia usaha) melakukan investasi guna mengganti
barang modal yang sudah aus (usang) dan menambah stok barang modal yang sudah
ada. Maka untuk mencari gambaran output yang lebih akurat, maka PNB harus
dikurangi depresiasi (penyusutan).
d. Pendapatan
Nasional (National Income)
Untuk
mendapatkan hasil PN kita harus mengurangi PNN dengan angka pajak tidak
langsung (PTL) dan menambahkan angka subsidi (S). Pajak tidak langsung harus di
kurangkan karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Sedangkan
subsidi harus ditambahkan karena merupakan balas jasa atas faktor produksi.
e. Pendapatan
Nasional (Personal Income)
Pendapatan
Personal (PP) adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak
individu-individu dalam perekonomian , sebagai balas jasa atas keikutsertaan
mereka dalam proses produksi. Untuk memperoleh PP maka PN harus mengurangi LTB
(Laba tidak langsung). Sebab LTB merupakan hak perusahaan, selain itu
Pembayaran-pembayaran asuransi sosial (PAS) jugak harus dikurangi. Namun PP
jugak diperoleh dari pendapatan bunga yang diterima dari pemerintah dan
konsumen (PIGK) dan pendapatan non balas jasa (PNBJ)
Maka :
f. Pendapatan
Nasional Disposable (Disposable Personal
Income)
Yang dimaksud
dengan pendapatan nasional disposable (PPD)adalah pendapatan personal yang
dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayaikonsumsinya maupun untuk
ditabung. Besarnya adalah pendapatan personal dikurangi dengan pendapatan
personal (PAP).
Dari Produk
DomestikBruto sampai ke Pendapatan Personal Disposable dapat diringkaskan
sebagai berikut .
C
+ G + I + (X-M) = Produk Domestik Bruto (PDB)
Ditambah : Pendapatan Faktor Produksi yang ada di luar negeri
Dikurang : Pembayaran Faktor Produksi yang ada di dalam negeri
= Produk
Nasional Bruto (PNB)
Dikurang : Penyusutan
= Produk
Nasional Neto (PNN)
Dikurang : Pajak Tidak Langsung
Ditambah : Subsidi
= Pendapatan Nasional (PN)
Dikurang : Laba Ditahan
Dikurang : Pembayaran Asuransi Sosial
Ditambah : Pendapatan Bunga personal dari pemerinah/Konsumen
Ditambah : Penerimaan bukan balas jasa
= Pendapatan Personal (PP)
Dikurang : Pajak Pendapatan
Nasional
= Pendapatan Personal Disposable
4. Contoh Menghitung PDB, PNB, PNN, PN, PP dan
PPD
PDB,PNB, Pendapatan Nasional,
Pendaptan Personal dan Pendapatan Disposable
Amerika Serikat, 1994
(Dalam US$ Miliar)
Produk Domestik Bruto (PDB)
Ditambah : Pendapatan
Faktor Produksi yang ada di luar negeri
Dikurang : Pembayaran
Faktor Produksi yang ada didalam negeri
= Produk Nasional Bruto (PNB)
Dikurang : Penyusutan
= Produk Nasional Neto (PNN)
Dikurang : Pajak
Langsung - Subsidi
=
Pendapatan Nasional (PN)
Dikurang : Laba
Ditahan
Dikurang : Pembayaran
Asuransi Sosial
Ditambah : Pendapatan
Bunga personal dari pemerinah
Ditambah : Penerimaan
bukan balas jasa
= Pendapatan Personal (PP)
Dikurang : Pajak
Pendapatan Nasional
= Pendapatan Personal Disposable
|
6.738,4
167,1
(178,6)
6.726,9
(715,3)
6.011,5
(553,1)
5.458
(384,3)
(626,0)
254,3
963,4
5.701,7
(742,1)
4.959,6
|
2.5
PDB Harga Berlaku dan Harga Konstan
Nilai PDB suatu
periode tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga barang yang
diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan. Contoh dalam perekonomian
jenis poduk baju selama tahun 2002 diproduksi sebanyak 1000 potong baju dengan
harga jual per potong Rp 120,00 maka PDB 2002 besarnya adalah Rp120.000,00 sedangkan PDB tahun 2001 sebesar Rp
100.000,00, sehingga sering dikatakan telah terjadi pertumbuhan output sebesar
20% per tahun karena PDB 2002 lebih besar dar PDB 2001.
Namun demikian
Nilai PDB yang lebih besar tidaklah berarti jumlah output otomatis lebih besar.
Seandainya harga sepotong baju pada tahun 2001 adalah Rp 80,00 maka jumlah
pakaian yang diproduksi pada tahun 2001 adalah Rp 100.000 : Rp 80.000 = 1.250
unit. Ternyata walaupun harga PDB lebih besar tahun 2002 namun outputnya jauh lebih sedikit. Hal
tersebut disebabkan karena naiknya harga baju selama tahun 2002 sebesar 50%
dari Rp80,00 menjadi Rp 120,00.
Untuk memperoleh
gambaran yang lebih akurat, maka perhitungan PDB sering menggunakan perhitungan
berdasarkan harga konstan. Hasil perhitungan ini menghasilkan nilai PDB atas
harga konstan. Yang dimaksud dengan harga konstan adalah harga yang dianggap
tidak berubah. Untuk memprolehnya kita harus menentukaan tahun dasar yang
merupakan tahun dimana perekonomian berada dalam kondisi baik atau stabil.
Sehingga kita dapat menghitung besar dan
nya.
Secara
umum hubungan antara PDB rill dengan PDB nominal dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan berikut
Dimana
Deflator = (harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100% selain tiu juga dapat
mengitung harga inflasiyaitu
1.
Contoh
mengitung nilai konstan :
Misalkan Kondisi pada tahun 2001
merupakan kondisi yang relative baik,dan
dianggap sebagai harga dasar. Dengan dan
Hitunglah ?
Maka
Sedangkan
dan disebut sebagai PDB nominal (dihitung
berdasarkan harga yang berlaku)
Deflator = (Rp 120,00 : Rp 80,00) x
100% = 150% dengan
2.6 MANFAAT DAN KETERBATASAN PERHITUNGAN
PDB
Manfaat dan keterbatasan perhitungan
PDB dibagi menjadi empat :
·
Perhitunga PDB dan Analisis Kemakmuran yaitu memberikan
gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu Negara, dengan cara
membaginya dengan jumlah penduduk.
·
Perhitungan PDB dan masalah kesejahteraan sosial disunakan
menganalisis tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat. Umumnya ukuran
tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, keehatan dan
gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.
·
PDB per kapita dan masalah produktivitas yaitu angka PDB per
kapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu Negara.Untuk memperoleh
perbandingan produktivitas antarnegara ada bebrapa hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu jumlah dan komposisi penduduk, jumlah dan struktur
kesempatan kerja, factor-faktor nonekonomi.
·
Perhitungan Pdb dan kegiatan-kegiatan ekonomi tak tercatat
yaitu angka statistic PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat statistic
hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal.
2.7 DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi pendapatan mempunyai
beberapa pokok ukuran distribusi pendapatan.Adapun ukuran-ukuran pokok dalam
distribusi pendapatan adalah didtribusi ukuran dan distribusi
fungsional.Distribusi ukuran adalah ukuran besar atau kecilnya bagian
pendapatan yang dapat diterima oleh masing-masing orang dan distribusi
fungsional yang lebih sering dikenal dengan kepemilikan faktor-faktor produksi.
Dalam distribusi pendapatan ada
beberapa konsep dasar yang harus di pelajari, antara lain:
1. Distribusi Ukuran
Distribusi ukuran merupakan ukuran
yang paling sering digunakan oleh para ekonom.Ukuran ini secara langsung
menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap individu atau rumah
tangga tanpa memperdulikan sumbernya.
2. Kurva
Lorenz
Kurva Lorenz menunjukkan hubungan
kuantitatif aktual antara persentase penerima pendapatan
dengan persentase pendapatan total yang benar-benar mereka terima selama,
misalnya, satu tahun.
3. Koefisien
Gini atau Ukuran Ketimpangan Agregat
Koefisien Gini adalah ukuran
ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna)
hingga satu (ketimpangan sempurna).
2.8 DISTRIBUSI KEKAYAAN
Distribusi kekayaan adalah proses
pembagian kekayaan yang ada di suatu wilayah agar tidak menumpuk pada golongan
tertentu, tetapi bisa dirasakan oleh semua golongan.
Macam-macam jenis distribusi
kekayaan antara lain:
• Tangible Assets meliputi rumah, mobil,
tanah, dan berbagai bentuk barang tahan lama lainnya.
• Financial
Assets meliputi uang tunai, tabungan, dan berbagai bentuk surat
berharga
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bertolak dari latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pendapatan nasional
adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara
dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun.
2. Konsep pendapatan
nasional adalah sebagai berikut produk domestik bruto (GDP), produk sasional
bruto (GNP), pendapatan nasional netto (NNI), pendapatan perseorangan (PI),
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI).
3. Cara untuk menghitung
pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan
pendekatan pengeluaran.
4. Manfaat penghitungan
pendapatan nasional adalah agar pemerintah dapat menelaah kembali struktur
perekonomian yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat kebijakan, dapat
mengetahui tingkat penyebaran pendapatan yang kurang merata antar daerah,
dengan begitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru di daerah yang
berpendapatan rendah, pemerintah dapat menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional. Maksudnya, pemerintah dapat
meningkatkan sektor-sektor tertentu yang kurang memberikan kontribusi bagi
pendapatan nasional, dapat membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke
waktu, sehingga dapat dijadikan sebagai landasan perumusan kebijakan.
5. Faktor yang mempengaruhi
pendapatan nasional adalah permintaan dan penawaran agregat, konsumsi dan
tabungan, dan investasi.
6. Pengeluaran Aggregate
dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu pengeluaran konsumsi rumah
tangga, pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis), pengeluaran pemerintah,
dan permintaan luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seorang manusia membutuhkan materi
(uang) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang begitu banyak. Materi (uang)
sangat berkaitan dengan pendapatan, dalam hal ini materi (uang) merupakan salah
satu bentuk pendapatan. Lalu apa itu pendapatan? Dalam pengertian umum,
pendapatan adalah hasil pencaharian berupa uang atau materi lainnya yang
didapat dari suatu usaha, yang kemudian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Jadi, pendapatan memegang peranan penting dalam kehidupan seorang
manusia, dengan pendapatan yang berupa materi mereka dapat membuat peramalan,
perencanaan, dan pengaplikasian yang lebih baik dalam kehidupannya, terutama
yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya. Contoh, seorang pegawai negeri
memperoleh pendapatan (gaji) setiap bulan, dari jumlah pendapatannya itu dia
akan membuat suatu anggaran pengeluaran seperti biaya makan, listrik, air, dan
lain-lain untuk jangka waktu satu bulan. Dia akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan banyaknya pendapatan yang diperoleh.
Pendapatan menjadi aspek yang sangat
penting dari setiap bentuk usaha. Di Negara kita ini, berbagai sektor usaha
seperti pertanian, perkebunan, industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak
sektor yang lain berlomba-lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna
menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi,
kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor tersebut juga akan
memberikan pendapatan nasional bagi Negara.
Pendapatan nasional adalah ukuran
nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode
tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat
vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok
ukur keberhas ilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan
terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional
suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan
rakyatnya.
Namun, sesungguhnya pendapatan
nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator
naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di suatu negara. Sebagai contoh, meskipun
pendapatan nasional Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun sebelumnya,
tetapi tetap saja masih (sangat) banyak rakyat Indonesia yang sampai saat ini
hidup di bawah garis kemiskinan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Tentu kita harus
mencermati bahwa pendapatan nasional merupakan kumpulan pendapatan dari setiap
kegiatan perekonomian berbagai sektor yang terdapat pada suatu negara dalam
periode satu tahun, jadi ada kemungkinan terjadinya kesenjangan pendapatan
antar daerah di Negara ini. Kesenjangan pendapatan antar daerah terjadi dapat
disebabkan oleh letak geografis suatu daerah, tingkat kecerdasan rakyat pada
suatu daerah, dan jumlah lapangan kerja di suatu daerah. Nah, kesenjangan
pendapatan antar daerah inilah yang menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia
masih sangat tinggi.
1.2 Rumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka ada beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas lebih lanjut pada BAB berikutnya. Rumusan masalah
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Siklus
Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antar pasar?
- Metode-metode perhitungan pendapata Nasional?
- Beberapa pengertian Dasar tentang perhitungan agregatif?
- PDB Harga Berlaku dan Konstan?
- Manfaat dan keterbatasan perhitungan PDB?
- Distribusi Pendapatan (income distribution)?
- Distribusi Kekayaan (Wealth Distribution)?
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
dari dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi juga sebagai tambahan referensi dan
wacana bagi teman-teman yang ingin mencari informasi tambahan mengenai materi
pendapatan nasional dan pengeluaran agregat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah ukuran
nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode
tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat
vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok
ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan
terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional
suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan
rakyatnya. Namun, sesungguhnya pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat
sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di
suatu Negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan nasional Indonesia pada tahun
2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap saja masih (sangat) banyak rakyat
Indonesia yang sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan
2.2
Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi antar Pasar
a.
Siklus aliran pendapatan ( Circular Flow )
Siklus aliran pendapatan (circular flow) seperti
yang akan ditunjukan oleh Diagram 2.1 dibawah adalah sebuah model yang
menggambarkan bagaimana interaksi antarpara pelaku ekonomi menghasilkan
pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai
kegunaan (utility) masing-masing pelaku ekonomi.
1.
Sektor rumah tangga (Households Sector), yang
terdiri atas sekumpulan individu yang dianggap homogen dan identik.
2.
Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri
atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa.
3.
Sektor Pemerintah (Government Sector), yang
memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.
4.
Sektor Luar negeri (Foreign Sector), yaitu
sektor perekonomian dunia, dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.
Diagram II.1
Circular flow of
Economic Activity
Pembelian Barang dan Jasa
(4)
Pembelian Barang dan Jasa Pajak
(5) (3)
(6) (2)
Pajak Gaji
Pembayaran Bunga,
Penghasilan Non Balas Jasa
(1)
Gaji,Upah, Bunga, Deviden, Sewa
(7) (8)
EksporImpor
b.
Tiga Pasar Utama
Uraian di atas berdasarkan asumsi bahwa tingkat
harga ditentukan lewat mekanisme pasar. Untuk analisis ekonomi makro,
pasar-pasar yang begitu banyak dikelompokkan menjadi tiga pasar utama yaitu:
Ø Pasar Barang dan Jasa
(Goodscand services Market)
Ø Pasar Tenaga Kerja
(abour Market)
Ø Pasar Uang dan Modal
(Money and Capital Market)
2.3
Metode-metode Perhitungan Pendapat Nasional
Ada tiga cara perhitungan pendapatan Nasional ,
yaitu cara output (output approach),cara
pendapatan (income approach) dan cara
pengeluaran (expenditure approach). Masing
– masing cara (metode) melihat pendapatan nasional dari sudut pandang yang
berbeda , tetapi hasilnya saling melengkapi.
a. Metode Output (output approach) atau Metode Produksi
Menurut metode ini, PDB adala output (produksi
yang dihasilkan) oleh suatu perekonomian. Jumlah output masing-masing sektor
merupakan jumlah output seluruh perekonomian.
Dalam peritungan PDB dengan metode produksi
,yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value
added) masing-masing sektor. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah
selisih antara nilai output dengan nilai input antara.
Dimana:
NT = Nilai tambah
NO = nilai output
NI = Nilai input antara
Dari persamaan (2.1) sebenarnya dapat dikatakan
bahwa proses produksi merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai
tambah. Aktivitas produksi yang baik adalah aktivitasyang menghasilkan NT>0.
Dengan demikian besarnya PDB adalah :
Dimana :
i = sektor produksi ke 1,2,3,...n
1.
Contoh Menghitung PDB
dengan Metode Produksi :
Tabel 2.1
OutputSektoral Negara
Medar , Tahun 2003
Sektor Produksi
|
Nilai output
|
Nilai input
|
Nilai Tambah
|
1.
Pertanian (Kapas)
2.
Pabrik Benang
3.
Pabrik Tekstil
4.
Industri Garmen
5.
Perdagangan (Pakaian)
|
300
400
600
800
1000
|
0
300
400
600
800
|
300
100
200
200
200
|
Untuk
menghindarai perhitungan ganda, maka nilai PDB dihitung dengan menjumlahkan
nilai tambah masing-masing sektor produksi. Karena itu perhitungan Produksi
adalah:
b.
Metode Pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total
balas jasa atas faktor produksi yang digunkan dalam proses produksi.
Dimana:
Q = output
L = tenaga kerja
K = barang modal
U = uang/finansial
E = kemampuan enterpreneuer atau
kewirausahaan
Persamaan 2.3
menunjukkan bahwa untuk memproduksi output dibutuhkan input berupa tenaga
kerja,barang modal,uang/finansial dan dan kemampuan enterpreneuer atau sering disebut sebagai pengusaha.
Balas jasa untuk tenaga kerja
adalah upah ataugaji. Untuk barang dan modaladalah pendapatan sewa. Untuk
pemilik uang / aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk
pengusaha adalah keuntungan . Total balas jasa atas seluruh faktor produksi
disebut Pendapatan Nasional (PN).
2. Contoh Menghitung PN dengan Metode Pendapatan :
Pendapatan NasionalAmerika Serikat
Tahun 1994 Berdasarkan Pendekatan
Pendapatan
(Dalam US$ Miliar)
Pendapatan Upah/Gaji (Compulation of Employes)
Pendapatan Non Gaji (Properties Income)
Pendapatan Perusahaan (Corporate Profits)
Pendapatan Bunga Netto (Net Interest)
Pendapatan Sewa (Rental Income)
|
4.004,6
473,7
542,7
409,7
27,7
|
Pendapatan Nasional (National Income)
|
5.458,4
|
c.
Metode Pengeluaran (Expenditure
Approach)
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran
dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa
jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian :
1.
Konsumsi rumah tangga
2.
Konsumsi pemerintah
3.
Pengeluaran investasi
4.
Ekspor neto
Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah nilai total lima jenis
pengeluaran tersebut:
Dimana:
C =
Konsumsi rumah tangga
G =
Konsumsi pemerintah
I = Pengeluaran investasi
X = ekspor
M = impor
3. Contoh Menghitung PDB dengan Metode Pengeluaran :
Produk Domestik Bruto Indonesia 1996
Harga Berlaku Meenurut Pengeluaran
(Dalam Miliar Rupiah)
Konsumsi rumah tangga
Konsumsi pemerintah
Pembentukan Modal Tetap (PMT)
ekspor barang dan jasa
impor barang dan jasa
|
308.469
40.695
172.777
138.675
-131.660
|
Total PDB
|
528.956
|
Catatan :
Ekspor Bersih (Net Export) =Ekspor –
Impor = 7.015, angka positif menunjukan ekspor barang dan jasa tahun 1996 lebih
besar Rp 7.015 miliar dari pada impor barang dan jasa.
2.4
Beberapa Pengertian Dasar Tentang Perhitungan Agregatif
Tujuan Perhitungan output maupun pengeluaran dan
ukuran-ukuran agregat lainnya adalah untuk menganalisis dan menentukkan
kebijakan ekonomo guna memperbaiki/meningkatkan kemakmuran/kesejahteraan rakyat.
Beberapa pengertian yang harus dipelajari berkaitan dengan hal tersebnut adalah
:
a.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk domestik bruto menghitung hasil produksi
suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut.
Akibatnya, PDB kurang memberikan gambaran tentang berapa sebenarnya output yang
dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian domestik.
b. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Nilai produksi
yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian disebut sebagai
Produk Nasional Bruto. PDB tidak memperhatika produksi yang dihasilkan oleh
faktor produksi milik domestik (perekonomian) yang berada di luar perekonomian
itu sendiri (berada di luar negeri). Sedangkan PNB sangat memperhatikannya.
Jika pendapatan
faktor-faktor produksi luar negeri yang ada dalam perekonomian dinotasikan
dengan PFLN sedangkan pendapatan faktor-faktor produksi perekonomian yang ada
dalam negeri dinotasikan dengan PFDN .
Maka :
c. Produk
Nasional Neto (Net National Product)
Untuk
memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal (capital goods). Itulah
sebabnya sektor perusahaan (dunia usaha) melakukan investasi guna mengganti
barang modal yang sudah aus (usang) dan menambah stok barang modal yang sudah
ada. Maka untuk mencari gambaran output yang lebih akurat, maka PNB harus
dikurangi depresiasi (penyusutan).
d. Pendapatan
Nasional (National Income)
Untuk
mendapatkan hasil PN kita harus mengurangi PNN dengan angka pajak tidak
langsung (PTL) dan menambahkan angka subsidi (S). Pajak tidak langsung harus di
kurangkan karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Sedangkan
subsidi harus ditambahkan karena merupakan balas jasa atas faktor produksi.
e. Pendapatan
Nasional (Personal Income)
Pendapatan
Personal (PP) adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak
individu-individu dalam perekonomian , sebagai balas jasa atas keikutsertaan
mereka dalam proses produksi. Untuk memperoleh PP maka PN harus mengurangi LTB
(Laba tidak langsung). Sebab LTB merupakan hak perusahaan, selain itu
Pembayaran-pembayaran asuransi sosial (PAS) jugak harus dikurangi. Namun PP
jugak diperoleh dari pendapatan bunga yang diterima dari pemerintah dan
konsumen (PIGK) dan pendapatan non balas jasa (PNBJ)
Maka :
f. Pendapatan
Nasional Disposable (Disposable Personal
Income)
Yang dimaksud
dengan pendapatan nasional disposable (PPD)adalah pendapatan personal yang
dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayaikonsumsinya maupun untuk
ditabung. Besarnya adalah pendapatan personal dikurangi dengan pendapatan
personal (PAP).
Dari Produk
DomestikBruto sampai ke Pendapatan Personal Disposable dapat diringkaskan
sebagai berikut .
C
+ G + I + (X-M) = Produk Domestik Bruto (PDB)
Ditambah : Pendapatan Faktor Produksi yang ada di luar negeri
Dikurang : Pembayaran Faktor Produksi yang ada di dalam negeri
= Produk
Nasional Bruto (PNB)
Dikurang : Penyusutan
= Produk
Nasional Neto (PNN)
Dikurang : Pajak Tidak Langsung
Ditambah : Subsidi
= Pendapatan Nasional (PN)
Dikurang : Laba Ditahan
Dikurang : Pembayaran Asuransi Sosial
Ditambah : Pendapatan Bunga personal dari pemerinah/Konsumen
Ditambah : Penerimaan bukan balas jasa
= Pendapatan Personal (PP)
Dikurang : Pajak Pendapatan
Nasional
= Pendapatan Personal Disposable
4. Contoh Menghitung PDB, PNB, PNN, PN, PP dan
PPD
PDB,PNB, Pendapatan Nasional,
Pendaptan Personal dan Pendapatan Disposable
Amerika Serikat, 1994
(Dalam US$ Miliar)
Produk Domestik Bruto (PDB)
Ditambah : Pendapatan
Faktor Produksi yang ada di luar negeri
Dikurang : Pembayaran
Faktor Produksi yang ada didalam negeri
= Produk Nasional Bruto (PNB)
Dikurang : Penyusutan
= Produk Nasional Neto (PNN)
Dikurang : Pajak
Langsung - Subsidi
=
Pendapatan Nasional (PN)
Dikurang : Laba
Ditahan
Dikurang : Pembayaran
Asuransi Sosial
Ditambah : Pendapatan
Bunga personal dari pemerinah
Ditambah : Penerimaan
bukan balas jasa
= Pendapatan Personal (PP)
Dikurang : Pajak
Pendapatan Nasional
= Pendapatan Personal Disposable
|
6.738,4
167,1
(178,6)
6.726,9
(715,3)
6.011,5
(553,1)
5.458
(384,3)
(626,0)
254,3
963,4
5.701,7
(742,1)
4.959,6
|
2.5
PDB Harga Berlaku dan Harga Konstan
Nilai PDB suatu
periode tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga barang yang
diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan. Contoh dalam perekonomian
jenis poduk baju selama tahun 2002 diproduksi sebanyak 1000 potong baju dengan
harga jual per potong Rp 120,00 maka PDB 2002 besarnya adalah Rp120.000,00 sedangkan PDB tahun 2001 sebesar Rp
100.000,00, sehingga sering dikatakan telah terjadi pertumbuhan output sebesar
20% per tahun karena PDB 2002 lebih besar dar PDB 2001.
Namun demikian
Nilai PDB yang lebih besar tidaklah berarti jumlah output otomatis lebih besar.
Seandainya harga sepotong baju pada tahun 2001 adalah Rp 80,00 maka jumlah
pakaian yang diproduksi pada tahun 2001 adalah Rp 100.000 : Rp 80.000 = 1.250
unit. Ternyata walaupun harga PDB lebih besar tahun 2002 namun outputnya jauh lebih sedikit. Hal
tersebut disebabkan karena naiknya harga baju selama tahun 2002 sebesar 50%
dari Rp80,00 menjadi Rp 120,00.
Untuk memperoleh
gambaran yang lebih akurat, maka perhitungan PDB sering menggunakan perhitungan
berdasarkan harga konstan. Hasil perhitungan ini menghasilkan nilai PDB atas
harga konstan. Yang dimaksud dengan harga konstan adalah harga yang dianggap
tidak berubah. Untuk memprolehnya kita harus menentukaan tahun dasar yang
merupakan tahun dimana perekonomian berada dalam kondisi baik atau stabil.
Sehingga kita dapat menghitung besar dan
nya.
Secara
umum hubungan antara PDB rill dengan PDB nominal dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan berikut
Dimana
Deflator = (harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100% selain tiu juga dapat
mengitung harga inflasiyaitu
1.
Contoh
mengitung nilai konstan :
Misalkan Kondisi pada tahun 2001
merupakan kondisi yang relative baik,dan
dianggap sebagai harga dasar. Dengan dan
Hitunglah ?
Maka
Sedangkan
dan disebut sebagai PDB nominal (dihitung
berdasarkan harga yang berlaku)
Deflator = (Rp 120,00 : Rp 80,00) x
100% = 150% dengan
2.6 MANFAAT DAN KETERBATASAN PERHITUNGAN
PDB
Manfaat dan keterbatasan perhitungan
PDB dibagi menjadi empat :
·
Perhitunga PDB dan Analisis Kemakmuran yaitu memberikan
gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu Negara, dengan cara
membaginya dengan jumlah penduduk.
·
Perhitungan PDB dan masalah kesejahteraan sosial disunakan
menganalisis tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat. Umumnya ukuran
tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, keehatan dan
gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.
·
PDB per kapita dan masalah produktivitas yaitu angka PDB per
kapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu Negara.Untuk memperoleh
perbandingan produktivitas antarnegara ada bebrapa hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu jumlah dan komposisi penduduk, jumlah dan struktur
kesempatan kerja, factor-faktor nonekonomi.
·
Perhitungan Pdb dan kegiatan-kegiatan ekonomi tak tercatat
yaitu angka statistic PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat statistic
hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal.
2.7 DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi pendapatan mempunyai
beberapa pokok ukuran distribusi pendapatan.Adapun ukuran-ukuran pokok dalam
distribusi pendapatan adalah didtribusi ukuran dan distribusi
fungsional.Distribusi ukuran adalah ukuran besar atau kecilnya bagian
pendapatan yang dapat diterima oleh masing-masing orang dan distribusi
fungsional yang lebih sering dikenal dengan kepemilikan faktor-faktor produksi.
Dalam distribusi pendapatan ada
beberapa konsep dasar yang harus di pelajari, antara lain:
1. Distribusi Ukuran
Distribusi ukuran merupakan ukuran
yang paling sering digunakan oleh para ekonom.Ukuran ini secara langsung
menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap individu atau rumah
tangga tanpa memperdulikan sumbernya.
2. Kurva
Lorenz
Kurva Lorenz menunjukkan hubungan
kuantitatif aktual antara persentase penerima pendapatan
dengan persentase pendapatan total yang benar-benar mereka terima selama,
misalnya, satu tahun.
3. Koefisien
Gini atau Ukuran Ketimpangan Agregat
Koefisien Gini adalah ukuran
ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna)
hingga satu (ketimpangan sempurna).
2.8 DISTRIBUSI KEKAYAAN
Distribusi kekayaan adalah proses
pembagian kekayaan yang ada di suatu wilayah agar tidak menumpuk pada golongan
tertentu, tetapi bisa dirasakan oleh semua golongan.
Macam-macam jenis distribusi
kekayaan antara lain:
• Tangible Assets meliputi rumah, mobil,
tanah, dan berbagai bentuk barang tahan lama lainnya.
• Financial
Assets meliputi uang tunai, tabungan, dan berbagai bentuk surat
berharga
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bertolak dari latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pendapatan nasional
adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara
dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun.
2. Konsep pendapatan
nasional adalah sebagai berikut produk domestik bruto (GDP), produk sasional
bruto (GNP), pendapatan nasional netto (NNI), pendapatan perseorangan (PI),
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI).
3. Cara untuk menghitung
pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan
pendekatan pengeluaran.
4. Manfaat penghitungan
pendapatan nasional adalah agar pemerintah dapat menelaah kembali struktur
perekonomian yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat kebijakan, dapat
mengetahui tingkat penyebaran pendapatan yang kurang merata antar daerah,
dengan begitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru di daerah yang
berpendapatan rendah, pemerintah dapat menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional. Maksudnya, pemerintah dapat
meningkatkan sektor-sektor tertentu yang kurang memberikan kontribusi bagi
pendapatan nasional, dapat membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke
waktu, sehingga dapat dijadikan sebagai landasan perumusan kebijakan.
5. Faktor yang mempengaruhi
pendapatan nasional adalah permintaan dan penawaran agregat, konsumsi dan
tabungan, dan investasi.
6. Pengeluaran Aggregate
dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu pengeluaran konsumsi rumah
tangga, pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis), pengeluaran pemerintah,
dan permintaan luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
Komentar
Posting Komentar