TUGAS BULAN PERTAMA
TUGAS
BULAN PERTAMA
1.
PENALARAN ILMIAH
2.
BERPIKIR INDUKTIF
3.
BERPIKIR DEDUKTIF
Nama
: Rahmawati Ayu D.U
Kelas
: 3EB07
Npm
: 27213191
DAFTAR
ISI
A.
PENALARAN ILMIAH……………………………………………………………..............(3)
1.
Pengertian Penalaran.………………………………………………………….…..(3)
2.
Unsur
Penalaran Penalaran Ilmiah…….………………………………………..…(3)
3.
Penulisan
Ilmiah……………………………………………….…………………..(4)
B. BERPIKIR
DEDUKTIF……………………………………………..………………............(5)
1.
Macam-macam
Penalaran Deduktif……………………………….………………(6)
a.
Silogisme………………………………….……………..………………………...(6)
b.
Entimen…………………………………….…..…………………………………..(6)
C. BERPIKIR
INDUKTIF…………………………...………………………………............…(6)
1.
Generalisasi………………………………...…….……………………………………............(6)
2.
Analogi…………………………...……………….……………………………………...........(7)
3.
Kausal………………...…………………………….………………………………….............(7)
D. DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………............(8)
A. PENALARAN ILMIAH
1. Pengertian Penalaran
Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35),
“Penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha
menghubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan.Fakta adalah
kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus
mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu
kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui, meraba,
dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur, menaksir,
memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan. Jadi, dasar
berpikir adalah klasifikasi”.
Sedangkan Widjono, (2007 : 209), mengungkapkan
penalaran dalam beberapa definisi, yaitu:
1) Proses berpikir logis, sistematis,
terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
2) Menghubung-hubungkan fakta
atau data sampai dengan suatu simpulan.
3) Proses menganalisis suatu topik sehingga
menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
4) Dalam karangan terdiri dari dua variabel
atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis
dengan menghubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat
hubungan dan simpulan.
5) Pembahasan suatu masalah sampai
menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa penalaran adalah proses pemikiran yang logis untuk memperoleh kesimpulan
berdasarkan fakta yang relevan (sebenarnya). Atau dengan kata lain, penalaran
adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menghasilkan dan menarik
kesimpulan
Ciri-ciri
penalaran sebagai berikut :
- Logis,
suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang
ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang valid.
- Analitis,
berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif
seseorang dalam merangkai, menyusun, atau menghubungkan petunjuk-petunjuk
akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
- Rasional, artinya
adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang
memang dapat dipikirkan secara mendalam
2. Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah
Menurut Widjono, (2007 : 210), unsur
penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
- Topik yaitu
ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesfik dan berisi
sekurang-kurangnya dua variabel.
- Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat
pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahannya.
- Proposisi adalah
pernyataan yang lengkap dalam bentuk subyek dan predikat yang membentuk
kalimat.
- Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
- Logika yaitu
metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan),
argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
- Sistematika yaitu
seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke
dalam suatu kesatuan.
- Permasalahan yaitu
pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
- Variabel yaitu
unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
- Analisis (penguraian)
dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan
(korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
- Pembuktian (argumentasi)
yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau
kesalahannya. Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data yang
mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis yang akurat.
- Hasil yaitu
akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
- Kesimpulan yaitu
hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.
3. Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah penulisan hasil berpikir ilmiah
yang di dalamnya mencerminkan ciri ilmu pengetahuan. Penulisan Ilmiah adalah
karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil
penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Definisi lain juga menyebutkan bahwa
karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ciri-ciri dari penulisan ilmiah antara lain adalah:
1) Isi mencerminkan
hakikat ilmu pengetahuan atau objek ilmu tertentu.
2) Mengandung
teori atau kerangka berpikir.
3) Terdapat
metode analisis (cara mencari dan menemukan kebenaran).
4) Mengandung
penalaran.
Tipe-tipe Tulisan Ilmiah:
Menurut Jonathan Sarwono, (2010 : 11), pada umumnya, tulisan
ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tu;lisan ilmiah populer dan
tulisan ilmiah murni.
Ciri-ciri dan
karakteristik tulisan ilmiah populer, antara lain:
(a) Adanya pesan yang dipergunakan
untuk menarik perhatian pembaca, yang dapat juga dikatakan persuasif. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya pembaca yang ditargetkan ialah umum atau bukan
spesialis di bidang ahli mengenai topik bahasan yang ditulis.
(b) Bahasa
yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan terminologi khusus yang
hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok tertentu.
(c) Gaya penulisan
tidak baku.
2) Ciri-ciri dan
karakteristik tulisan ilmiah murni, antara lain:
(a) Penulis
berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.
(b) Temuan kajian ditulis
dalam bentuk sistematis, terstruktur, dan baku.
(c) Penulis banyak menggunakan bahasa
dan terminologi khusus atau disebut “jargon ilmiah” yang hanya dapat dipahami
oleh ilmuwan yang sama bidang ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.
(d) Gaya penulisan yang
dipakai bersifat baku.
B. BERPIKIR
DEDUKTIF
Deduksi
berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum.
Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang
bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan
silogismus.
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Dalam penalaran deduktif, dilakukan
melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa
unsur yaitu:
1. Dasar pemikiran utama (premis
mayor)
2. Dasar pemikiran kedua (premis
minor)
3. Kesimpulan
Contoh:
·
Premis
mayor : Semua siswa SMP kelas 7
wajib mengikuti kegiatan OSPEK.
·
Premis
minor : Adi adalah siswa kelas
7 SMP
·
Kesimpulan : Adi wajib mengikuti kegiatan OSPEK
Contoh
di atas merupakan bentuk penalaran deduktif. proses penalaran itu berlangsung
dalam tiga tahap. Pertama, generalisasi sebagai pangkal tolak. Kedua, penerapan
atau perincian generalisasi melalui kasus tertentu. Ketiga, kesimpulan deduktif
yang berlaku bagi kasus khusus itu. Deduksi menggunakan silogisme dan entimem.
Dapat disimpulkan secara lebih spesifik bahwa argumen
berpikir deduktif dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran konklusi dalam
argumen deduktif bergantung pada dua hal, yaitu kesahihan bentuk argumen
berdasarkan prinsip dan hukumnya; dan kebenaran isi premisnya berdasarkan
realitas. Sebuah argumen deduktif tetap dapat dikatakan benar berdasarkan
bentuknya, meskipun isinya tidak sesuai dengan realitas yang ada atau isi argumen
deduktif benar menurut realitas meskipun secara bentuk ia tidak benar.
1.
Macam-macam Penalaran Deduktif
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah
pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat
dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena
sudah sama-sama diketahui.
C. BERPIKIR INDUKTIF
Berpikir
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk
dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)
Jalan
induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu
bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung
semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada
semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain
yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula. Ada 3 macam penalaran Induktif :
1.
Generalisasi
Merupakan penarikan kesimpulan umum
dari pernyataan atau data-data yang ada. Dibagi menjadi 2 :
1. Generalisasi tanpa loncatan
induktif adalah seluruh fakta yang ada di dalam fenomena yang dijadikan sebuah
kesimpulan berdasarkan penyelidikan yang terjadi. Contoh : setiap 1 tahun
masehi tidak ada yang jumlah hari setiap bulannya lebih dari 31 hari.
2. Generalisasi dengan loncatan induktif adalah
generalisasi yang kesimpulannya diambil dari sebagian fakta dari suatu fenomena
yang berlaku pada fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contoh : kita
menyelidiki sebagian mahasiwa gunadarma yang ikut ujian mandiri, lalu kita
membuat sebuah kesimpulan bahwa semua mahasiswa gundarma ikut ujian mandiri.
2. Analogi
Proses berfikir untuk membuat kesimpulan tentang fakta suatu
gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat penting yang bersamaan. Tujuan
dari analogi adalah :
§ Meramalkan persamaan
§ Mengadakan klasifikasi
§ Menyingkap kekeliruan
3. Kausal
Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat. Terdiri dari 3 pola, yaitu :
Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat. Terdiri dari 3 pola, yaitu :
a. Sebab ke akibat = Dari
peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6
bulan.
b. Akibat ke sebab = Dari
peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul
papan itu.
c. Akibat ke akibat = Dari
satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.
Kesimpulan
Setelah mempelajari materi penalaran, berfikir deduktif, dan
berfikir induktif dapat memahi konsep dari penalaran yaitu proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian,
dimana penalaran dibagi menjadi 2 yaitu penalaran deduktif yaitu penalaran dari
umum ke khusus dan penalaran induktif yaitu penalaran dari khusus ke umum.
Daftar Pustaka
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.Jakarta : Grasindo.
Jumanta. Tanpa Tahun. Penalaran Dalam
Proses Penulisan Ilmiah. Dalamhttp://jumanta.com/download/doc_download/15-pertemuan7c-proses-penalaran-ilmiah.html
Prayogi, Aryo. 2011. Penulisan Ilmiah. Dalam http://aryonelmessi.wordpress.com/2011/02/24/penulisan-ilmiah-2/
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis
Karangan Ilmiah - Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah.Yogyakarta : Andi
Offset.
Komentar
Posting Komentar