Tugas Bahasa Indonesia Bulan ke-2
TUGAS
BULAN KE - 2
1.
KARYA ILMIAH DAN NON ILMIAH
2.
METODE ILMIAH
3.
PENYUSUNAN SINTESIS
Nama
: Rahmawati Ayu D.U
Kelas
: 3EB07
Npm
: 27213191
DAFTAR
ISI
A.
KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH ……………….………............…..(3)
1.
Pengertian
Karya Ilmiah …………………………….………………….(3)
2.
Ciri-ciri Karya
Ilmiah ……………………..……………………………(3)
3.
Syarat Karya
Ilmiah ……………...…………………………………….(5)
4.
Manfaat Karya
Ilmiah……………………………………………….…..(5)
5.
Pengertian Karya
Non Ilmiah…………………………………………...(7)
6.
Ciri-ciri Karya
Non Ilmiah……………………………………………....(7)
7.
Jenis Karya Non
Ilmiah …………………………………………………(8)
8.
Perbedaan Karya
Ilmiah dan Karya Non Ilmiah…………………….…..(8)
B. METODE
ILMIAH …………………..………….………………………..............(9)
1.
Pengertian Metode
Ilmiah……………………………..………………...(9)
2.
Tujuan Metode
Ilmiah…………………………………………………..(9)
3.
Langkah-langkah
Metode Ilmiah ……………………………………....(10)
C. PENYUSUNAN
SISTESIS.……………………………………..………...............(12)
1.
Pengertian Penyusunan
Sintesis ……….……………………..…….….(12)
2.
Cara membuat
Sintesis ………………………………………..……….(13)
D. DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………….............…..……(14)
A. KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
v Karangan ilmiah
Pengertian Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa
disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Ciri
Karya Ilmiah:
Tidak semua karya yang ditulis secara
sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab
karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan
data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak
dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan
bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat
mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap
pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik
kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan
yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah
dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya
pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian,
pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang
digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan
suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau
perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam
karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan
atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan
sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan
hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak
berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat
menuju sasaran).
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam
formal.
Syarat
Karya Ilmiah:
·
Karya
tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
·
Keindahan
karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang
menyangganya.
·
Alur
pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
·
Karya
tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang
tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
·
Karya
tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat
ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
·
Karya
tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Jenis
Karya Ilmiah:
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu
hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah
materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,.
Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
Ø Karya Ilmiah
Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk
meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan.
Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya
tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah
tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih
mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan
oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara
lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau
Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah
pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda.
Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau
setingkat diploma 3 ( D-3).
Format tulisannya terdiri dari Bab I
Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau
manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum (menceritakan
keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian),
Bab III deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian).
Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V
penutup (kesimpulan penelitian dan saran)
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang
mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang
diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik
berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak
langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar
sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran
ilmiah yaitu logis dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya
lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan
gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu
yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah
didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa
temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu
hal yangmenjadi tema thesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang
mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data
dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya
dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau
penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil
penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam
terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan
tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak
menyandang gelar Doktor.
Ø
Karya Tulis Ilmiah Hasil Penelitian
Karya tulis ilmiah penelitian yang diprioritaskan bagi guru adalah penelitian
yang terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsinya serta berdampak langsung
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.
Dalam hal ini terdapat dua macam penelitian yang dapat dilakukan sesuai tujuan
tersebut yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK)
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
ü Melatih untuk mengembangkan keterampilan
membaca yang efektif
ü Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari
berbagai sumber
ü Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
ü Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara
jelas dan sistematis
ü Memperoleh kepuasan intelektual
ü Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
ü Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan
untuk penelitian selanjutnya
v Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah:
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- Fakta yang disimpulkan subyektif,
- Gaya bahasa konotatif dan populer,
- Tidak memuat hipotesis,
- Penyajian dibarengi dengan sejarah,
- Bersifat imajinatif,
- Situasi didramatisir,
- Bersifat persuasif.
- Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis karya Non Ilmiah :
- Dongeng
- Cerpen
- Novel
- Drama
- Roman
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah:
- Karya ilmiah harus merupakan pembahasan
suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya
kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
- Karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau
cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui
proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
- Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah
menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan
menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat
bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta
umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya
bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah
bersifat, antara lain :
- Emotif : merupakan kemewahan dan cinta
lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit
informasi
- Persuasif : merupakan penilaian fakta
tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara
berfikir pembaca dan cukup informative
- Deskriptif : merupakan pendapat pribadi,
sebagian imajinatif dan subjektif, dan
- Jika kritik adakalanya tanpa dukungan
bukti.
B. METODE ILMIAH
Pengertian Metode Ilmiah
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah.
Metode
ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran (Almadk ,1939).
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Metode
ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. (wikipedia)
Tujuan
Mempelajari Metode Ilmiah
1. Untuk
meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan
maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk
mengorganisasikan fakta
3.
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis.
4. Untuk
mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data
yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
5.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
Langkah-langkah
Metode Ilmiah:
1.
Perumusan masalah
Pertanyaan
mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan
factor-faktor yang terkait di dalamnya.
2.
Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang
saling mengikat dan membentuk konstelasi permaslahan.
Disusun
secara rasional berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya
dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relefan dengan
permasalahannya.
3.
Perumusan hipotesis
Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya
merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4.
Pengujian hipotesis
Pengumpulan
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan
apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5.
Penarikan kesimpulan
Penilaian
apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya
dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka
hipotesis itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak
terdapat fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu
ditolak.
Secara
umum metode penulisan ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
ü Observasi Awal
Setelah
topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk
melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan
informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui
pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang
sesuai.
- Gunakan semua referensi: buku,
jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
- Kumpulkan informasi dari ahli:
instruktur, peneliti, insinyur, dll.
- Lakukan eksplorasi lain yang
berhubungan dengan topik.
ü Mengidentifikasi masalah
Permasalahan
merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan
dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu
pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara
menyimpan energi surya di rumah?
- Batasi permasalahan seperlunya
agar tidak terlalu luas.
- Pilih permasalahan yang penting
dan menarik untuk diteliti.
- Pilih permasalahan yang dapat
diselesaikan secara eksperimen.
ü Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis
merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang
diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum
penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran
hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang
perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar
bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
- Gunakan pengalaman atau pengamatan
lalu sebagai dasar hipotesis
- Rumuskan hipotesis sebelum memulai
proyek eksperimen
ü Melakukan Eksperimen
Eksperimen
dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan
semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis
variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel
terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas
merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah
variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas.
Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
- Usahakan hanya satu variabel bebas
selama eksperimen.
- Pertahankan kondisi yang tetap
pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
- Lakukan eksperimen berulang kali
untuk memvariasi hasil.
- Catat hasil eksperimen secara
lengkap dan seksama.
ü Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Kesimpulan
proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana
hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil
eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat
dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk
penelitian lebih lanjut.
Jika
hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
- Jangan ubah hipotesis
- Jangan abaikan hasil eksperimen
- Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak
sesuai
- Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya
untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
- Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali
lagi atau susun ulang eksperimen.
C. PENYUSUNAN SINTESIS
Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan
sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang
membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi
konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau
kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang
lebih tinggi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia
Cara Membuat Sintesis
Sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis,
diantaranya :
1. Penulis
harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang digunakannya.
2. Bersikap
kritis atas sumber yang dibacanya.
3. Sudut
pandang penulis harus tajam.
4. Penulis
harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dan
5. Penulis
harus menekankan pada bagian sumber yang diperlukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar